MOTIVEDU - Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh tidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta. Tulisan kali ini akan membahas tentang seluk-beluk masalah pengangguran termasuk teori pengangguran, jenisnya, pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi, hingga cara mengatasinya.
Teori Pengangguran
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran merupakan penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.
Menurut Sadono Sukino, pengangguran diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.
Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. (Nanga) (2005: 249)
Jika dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang dimaksudkan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang sedang aktif dalam mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.
Jenis Pengangguran
Maka Sadono Sukirno mengklasifikasikan jenis penggangguran menurut sebab terjadinya. Selengkapnya ada di bawah ini.
a. Pengangguran friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang ada. Kesulitan temporer ini dapat berbentuk sekedar waktu yang diperlukan selama prosedur pelamaran dan seleksi, atau terjadi karena faktor jarak atau kurangnya informasi.
Pengangguran friksional tidak bisa dielakkan dari perekonomian yang sedang berubah. Untuk beberapa alas an, jenis-jenis barang yang dikonsumsi perusahaan dan rumah tangga bervariasi sepanjang waktu. Ketika permintaan terhadap barang bergeser, begitu pula perminttan terhadap tenaa kerja yang memproduksi barang-barang tersebut
b. Pengangguran struktural
Pengangguran struktural terjadi karena ada problema dalam struktur atau komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang demikian memerlukan perubahan dalam ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan ketrampilan baru tersebut.
c. Pengangguran konjungtur
Pengangguran konjungtur terjadi karena kelebihan pengangguran alamiah dan berlaku sebagai akibat pengangguran dalam permintaan agregat.
Sadono Sukirno juga mengklasifikasikan pengangguran berdasarkan cirinya, dibagi menjadi empat kelompok. Selengkapnya ada di bawah ini.
a. Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah daripada pertambahan tenaga kerja.
Efek dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan separuh waktu, dan oleh karenaya dinamakan pengangguran terbuka.
Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri.
b. Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Salah satunya adalah karena kecilnya perusahaan dengan tenaga kerja yang terlalu banyak sehingga untuk menjalakan kegiatannya tidak efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi.
c. Setengah Menganggur
Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari dalam seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur.
d. Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang tidak bekerja karena terikat pada musim tertentu. Pengangguran seperti ini terutama di sektor pertanian dan perikanan. Pada umumnya petani tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan panen. Apabial dalam masa tersebut mereka tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur.
Masalah Pengangguran terhadap Pembangunan Ekonomi
Dampak yang paling terasa akibat banyaknya pengangguran terhadap pembangunan ekonomi yaitu adanya hambatan dalam proses menaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita penduduk dalam struktur ekonomi suatu negara, sehingga pemerataan pendapatan bagi suatu penduduk akan sulit tercapai.
Untuk mengatasi pengangguran, banyak cara-cara yang dapat dilakukan. Diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Beralih menjadi seorang wirausahawan serta berusaha untuk bisa mempekerjakan orang lain.
2. Mengadakan pelatihan khusus seperti pelatihan membatik, pelatihan beternak ikan, pelatihan berwirausaha, dsb.
3. Mengurangi bahkan lebih baik melarang pekerja asing untuk datang ke negara kita, sehingga lowongan pekerjaan banyak dapat diisi oleh masyarakat dalam negeri.
4. Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakatnya.
5. Pemerintah berperan untuk menghilangkan ketergantungan impor terhadap negara lain, sehingga industri, petani, dan masyarakat dalam negeri dapat berjaya dalam bidang ekonominya.
Menurut World Bank (2016), sebagian besar tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor informal dengan penghasilan yang rendah sehingga hal tersebut menyebabkan pemerataan pendapatan masyarakat, akan tetapi pemerataan tersebut berada kelas perekonomian yang rendah.
Pendapatan yang didapat sebagian besar masyarakat itu dapat di katakan di bawah rata-rata sehingga orang yang bekerja itu masuk pada kriteria pengangguran. Sehingga hal tersebut dimana pengangguran yang tinggi menyebabkan pemerataan perekonomian.
Pemarataan yang terjadi bukanlah pemerataan yang diharapkan karena pemerataan yang dimaksud yaitu pemerataan pendapatan pada kelas perekonomian rendah. Pemerataan yang terjadi tidak menyebabkan kesejahteraan masyarakat.
Maka dari itu pengangguran tetap perlu ditanggulangi dengan seksama, meningkatkan upah minimum regional dan membuka lapangan pekerjaan merupakan cara yang cukup efektif, sehingga penghasilan orang-orang yang bekerja dapat dikatakan layak.
Kebijakan untuk Atasi Pengangguran
Selama ini, berbagai cara mengatasi pengangguran yang
dilakukan pemerintah belum mampu meminimalisir tingkat pengangguran yang cukup
tinggi di Indonesia. Mengutip dari liputan6.com, Inilah beberapa cara mengatasi
pengangguran yang dapat dilakukan pemerintah.
1. Menyelenggarakan Bursa Tenaga Kerja
Cara mengatasi pengangguran yang pertama, yaitu
menyelenggarakan bursa tenaga kerja atau job fair. Bursa tenaga kerja ini
merupakan tempat yang mempertemukan antara pemberi kerja dengan pencari kerja.
Dengan melakukan cara ini, para pencari kerja tidak akan kesulitan lagi dalam
mendapatkan informasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan potensinya. Setiap
pekerjaan akan diisi oleh SDM yang sesuai di bidangnya dan
pencari kerja tinggal melakukan sistem seleksi untuk menentukan pihak yang
layak diterima untuk mengisi posisi yang ditawarkan.
Adanya bursa kerja memang
salah satu penanganan pemerintah untuk merekrut lulusan terbaru dari berbagai
lapangan pekerjaan yang tersedia. Bursa tenaga kerja ini tentunya dapat
memberikan jumlah lapangan kerja untuk banyak orang. Hal ini memang sangat
mampu dalam mengatasi segala permasalahan mengenai masalah pengangguran.
2. Memberikan Pelatihan Kerja
Pelatihan kerja juga merupakan salah satu cara mengatasi
pengangguran yang efektif dilakukan di Indonesia. Banyaknya masyarakat usia
produktif merupakan suatu potensi yang baik. Hal ini harus dimanfaatkan dengan
pemberian pendidikan yang berkualitas hingga tingkat perguruan tinggi.
Program
pelatihan juga diperlukan untuk orang-orang yang ingin mengembangkan
keterampilan atau hobinya. Program dapat menciptakan peluang untuk mencetak
pekerja-pekerja yang memadai, baik dari segi kuantitas, maupun kualitas. Pemerintah
juga harus mengarahkan mereka untuk berwiraswasta atau membuka lapangan
pekerjaan.
3. Meningkatkan Mutu Pendidikan
Cara mengatasi pengangguran selanjutnya adalah dengan
meningkatkan mutu pendidikan. Ketahuilah semakin tinggi mutu pendidikan di
Indonesia maka akan membuat negara kita menjadi lebih maju. Tentu dengan mutu
pendidikan yang bagus maka akan membuat sumber daya manusia yang berkualitas
bagus.
Pendidikan dapat dilakukan untuk menghasilkan generasi-generasi penerus
bangsa yang potensial dan merupakan hal yang sangat penting. Hal ini harus
diperhatikan pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
4. Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan
Selanjutnya, seperti yang telah kita singgung sebelumnya,
cara mengatasi pengangguran yang juga sangat efektif adalah dengan meningkatkan
jiwa kewirausahaan. Hal ini juga dapat dilakukan sejak dini, dimulai dari
sekolah.
Hal tersebut tentunya disebabkan karena apabila setiap orang sudah
memiliki sikap kewirausahaan maka tidak perlu bingung apabila lapangan
pekerjaannya kurang. Dengan jiwa kewirausahaan yang dimiliki tentunya akan
membuat setiap orang mampu mendirikan usaha ataupun bisnis sendiri sehingga
dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi setiap orang.
Oleh karena itu,
menanamkan jiwa kewirausahaan di sekolah juga merupakan hal yang
diprioritaskan. Sayangnya hal ini belum terlalu dilakukan dengan serius
sehingga masih belum tampak hasilnya.
5. Informasi Lowongan Kerja
Informasi mengenai lowongan pekerjaan juga sangat penting
sebagai cara mengatasi pengangguran. Saat ini, sudah begitu banyak media untuk
pemberitahuan mengenai lowongan pekerjaan di media massa, baik di media cetak,
maupun di media elektronik.
Cara mengatasi pengangguran dengan memberikan
informasi setiap kali ada lowongan pekerjaan harus tetap dilakukan. Dengan
informasi-informasi ini, nantinya para pencari kerja bisa menyesuaikan diri dan
segera melengkapi persyaratan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan jika memang
berminat dan sesuai dengan kemampuannya.
Lowongan pekerjaan juga harusnya
dilakukan dengan transparan. Sehingga tidak ada praktek “lewat jalur belakang”.
6. Transmigrasi
Transmigrasi menjadi sangat penting bila kita membahas cara
mengatasi pengangguran. Hal ini terjadi karena bila terlalu banyak jumlah
penduduk di suatu daerah, hal itu juga akan membuat lapangan pekerjaan menjadi
penuh, ataupun bahkan kekurangan lapangan pekerjaan.
Transmigrasi merupakan
cara mengatasi pengangguran dengan memindahkan penduduk dari daerah yang
jumlahnya padat ke daerah yang daerah jarang penduduknya. Dengan melakukan
transmigrasi, akan terbagi dengan seimbang porsi untuk mendapatkan lapangan
pekerjaan di berbagai daerah.
Tentu saja kita mengetahui bahwa mengetahui bahwa
sebagian besar daerah yang penuh penduduknya biasanya akan kekurangan lapangan
pekerjaan pula. Permasalah tentang pengangguran selalu terjadi tiap
tahunnya di Indonesia.
Adanya permasalahan pengangguran akan membuat sebagian
besar orang memicu permasalahan berikutnya dari permasalahan psikologis,
kemiskinan, dan kriminalitas. Sekian pembahasan tentang masalah pengangguran. Semoga bermanfaat.
Oleh Day
Juli 02, 2020
Juli 02, 2020
Jadilah orang pertama yang berkomentar!